MAKALAH KESEIMBANGAN IS – LM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

 MAKALAH

KESEIMBANGAN IS – LM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI ISLAM 


BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keseimbangan di pasar barang atau IS dan juga keseimbangan di pasar uangatau LM merupakan materi yang bisa dikatakan wajib dalam bahasan makroekonomi.Ibaratnya, materi ini menjadi bagian penting dari bahasan tentang makroekonomi. Idealnya kajian mengenai pasar barang dan pasar uang ini pun mestinya bisamasuk menjadi bagian dari kajian makroekonomi yang islami. Namun, ada hal-halyang mejadikannya tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai-nilai islam terutamajika dikaitkan denga keberadaan faktor bunga yang memainkan variabel penting dikedua pasar, pasar uang dan pasar barang. Meskipun demikian, bahasan mengenaikonsep IS-LM dalam konteks konvensional mengakomodir sejumlah pemikiran yangmencoba membawa kajian tentang pasar uang dan pasar barang ini dalam sebuahanalisi yang islami.Dalam makalah ini akan dibahas sedikit mengenai kurva IS-LM dalamekonomi konvensinal, lalu selanjutnya membahas kurva IS-LM dalam perspektifIslam.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari keseimbangan pasar barang dan kurva IS?

2. Apa pengertian dari keseimbangan pasar uang dan kurva LM ?

3. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan kurva IS – LM? 

4. Apa pengertian dari pasar barang dalam perspektif islam?

5. Apa yang dimaksud permintaan uang dalam perspektif islam?

C.Tujuan 

1. Dapat mendeskripsikan tentang keseimbangan pasar barang dan kurva IS

2. Dapat memahami pengertian dari Keseimbangan pasar uang dan kurva LM

3. Dapat memahami pengertian pasar barang barang dalam perspektif islam

4. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya.


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian keseimbangan pasar barang dan kurva IS

Dalam kehidupan sehari hari kita melakukan banyak transaksi, seperti belanja, minm kopi, membeli buku, mengisi bahan bakar dan lainya. Dalam transaksi in yang diperjualbelikan adalah semua barang dan jasa. Jika keseluruhan barang dan jasa yang ditransaksikan ini kita satukan secara aggregate maka pasar ini kita sebut istilahnya dengan pasar barang. Jadi dengan demikian dapat kita definisikan bahwa pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa di produksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu.

Setelah kita mendefinisikan pasar barang maka selanjutnya kita masuk lebih jauh untuk menelaah tentang pasar tersebut, jika kita telaah lebih jauh selayaknya sebagai sebuah pasar maka ada penawaran dan permintaan. Demikian juga dengan pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang danjasa di dalam negeri, sementara yang menjadi penawaranya adalah semua barang dan jasa yang diprosuksi dalam negeri. 

Jika permintaan total barang dan jasa dalam suatu negara di asumsikan merupakan penjumlahan dari konsumsi investasi dan pengeluaran pemerintah. Maka rumusnya adalah sebagi berikut :

Z = C+I+G

Dari persamaan sebelumnya di dapatkan bahwa besaran konsumsi ditentukan oleh besaran disposable income yang dalam hal ini adalah total pendapatan dikurangi pajak sehingga persamaan menjadi :

Z = C (Y-T) + I + G

Secara lebihb lengkap dengan menjabarkan funsi konsumsi bahwa :

C = C0 + C1 Yd, maka persamaan diatas diturunkan sebagai berikut :

Z = C0 + C1 Yd + I + G

Z=C0+C1(Y-T) +I = G dimana C1 + marginal propensity to consume. Jika total produksi dalam suatu negara sama dengan total pendapatan, Y dan permintaan sama dengan penawarann, maka :

Y = Z, sehingga demikian secara matematis kita dapat mengganti Y dengan Z sehingga persamaaan diatas dapat menjadi :

Y = C0 + C1 (Y-T) + I + G 

Persamaan ini menunjukkan bahwa pendapatan ( dalam hal in disimbolkan dengan Y) sama dengan permintaan yang merupakan penjabaran dari Z (disisi kanan).

Persamaan ini dijabarkan lebih lanjut 

Y = C0 + C1 (Y-T) + I + G

Y = C0 +C1Y -C1T + I + G

Y-C1Y = C0 + I + G -MC1T

(1-C1) Y = C0 + I + G – C1T

Y = 1/ (1-C1) (C0 + I + G – C1T)

Dimana 1/(1-C1) disebut dengan multiplier dan © + I + G – C1T) merupakan pengeluran autonomous.

Selain dengan pendekatan matematis pendekatan grafis juga dapat digunakan untuk menggambarkan ekuilibrium di pasar barang.

Kurva keseimbangan pasar barang :


Dari keseimbangan di pasar barang ini dapat diturunkan kurva IS, pada bagia ini Is bukan lagi sesuatu yang autonomous melainkan dipengaruhi oleh tingkat bunga dan pendapatan. Jika di asumsikan terjadi kenaikan tingkat bunga maka hal ini akan berpengaruh terhadap besaran investasi. Kenaikan suku bunga akan mengakibatkan investasi turun, mengapa ? ada 2 hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama dengan naiknya suku bunga maka untuk melakukan investasi di syaratkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi agar biaya bunga pinjaman tertutupi. Kedua masyarakat lebih memilih untuk menyimpan uangnya di bank, yang relative tinggi dan tidak beresiko. 

Dalam Bahasa yang lebih sederhana kenaikan tingkat bunga akan mengakibatkan turunya investasi dan akibatnya akan mengakibatkan turunya output secara nasional. Turunya output ditunjukkan oleh bergesernya nila Y ke kiri menjadi Y’. pergeseran nilai output Y yang lebih besar dibandingkan dengan berkurangnya nilai investasi dikarenakan adanya faktor multiplier efek.

Turunya output dikarenakan turunya suku bunga dapat digambatkam dalam satu kurva yang disebut dengan kurva IS. Proses penurunsn kurva IS ini dari keseimbangan di pasar barang ini dapat dilihat dalam gambar berikut :

Proses penurunan kurva IS ;


Kondisi awal terjadi keseimbangan pada titik A dengan Y kemudian dimisalkan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dari i menjadi i’ hal ini berdampak bergesernya kurva ZZ menjadi ZZ’ yang disebabkan turunya investasi sebagai akibat naiknya tingkat suku bunga, selain itu kenaikan tingkat suku bunga akhirnya berdampak pada penurunan Y sebagai akibat turunya tingkat investasi sehinga terbentuk keseimbangan baru pada A’ dan Y’ . dampak lain dari kurva IS hanya akan mengakibatkan terjadinya pergerakan sepanjang kurva. Namun jika terjadi perubahan (T) yang akan mengakibatkan perubahan konsumsi, ataupun perubahan dalam pengeluaran pemerintah maka kurva IS akan bergeser ke kiri maupun ke kanan.

Pergerseran kurva IS:


Jika pajak naik maka output turun, hal ini karena nainya pajak akan mengakibatkan disposable income atau yd menurun, sehingga konsumsi masyarakat akan menurun. Turunya pendapatan ini akan diperlihatkan leh bergesernya kurva IS ke kiri, sehingga jika pajak meningkat maka kurva IS bergeser ke kiri bawah.

Sebaliknya, jika pajak diturunkan dampaknya adalah konsumsi yang meningkat dan kurva is akan bergeser ke kanan atas. Pergeseran kurva juga akan terjadi jika terjadi perubahan G. jika pengeluaran pemerintah atau G meningkat maka kurva IS akan bergeser ke kanan atas. Turunya G akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kiri bawah. Perubahan dalam kebijakan fiscal yang dilakukan pemerintah dapat menyebabkan pergeseran kurva IS seperti adanya kenaikan belanja pemerintah G. Belanja pemerintah adalah salah satu kompinen pengeluaran maka belanja pemerintah yang lebih tinggi mengakibatkan pengeluarana yang direncanakan akan lebih tinggi untuk semua tingkat pendapatan. Untuk tingkat bunga berapapun pergeseran keatas dalam pengeluaran yang direncanakam sebesar AG menyebabkan kenaikan AG/1-MPC.


B.Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM

Kondisi perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh pasar uang. Pasar uang merupakan suatu tempat dimana terjadi transaksi keuangan. Sama halnya dengan pasar lainnya, keseimbangan akan tercapai pada saat jumlah permintaan uang di pasar sama dengan jumlah penawarannya titik dalam sistem ekonomi diluar ekonomi Islam permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat bunga sedangkan penawarannya merupakan otoritas dari bank sentral sehingga bentuk kurva penawarannya menjadi inelastis disk sempurna.

Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku bunga. secara matematis hubungan ini ini akan dapat ditulis sebagai berikut :

M = $YL(i)

Berdasarkan hubungan ini dinyatakan bahwa kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang nominal, sedangkan kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan uang. jika hubungan dalam bentuk nominal ini akan dirubah di dalam bentuk maka :

M/P=YL(i)

Dari persamaan ini diketahui bahwa permintaan uang riil akan dipengaruhi oleh pendapatan riil dan tingkat bun ga titik perbedaan antara uang nominal dan uang riil akan terlihat dari daya belinya. Uang nominal hanya menyatakan jumlah uang yang tertera di uang Fiat, sedangkan uang real mengukur uang dari daya belinya. Misalnya kita akan membawa uang yang cukup untuk membeli 4 mangkuk sup, maka jumlah uang yang harus kita siapkan adalah sebesar 4 kali harga semangkuk bakso. Jika harga 1 mangkok bakso sama dengan Rp Rp10.000, maka jumlah yang harus kita sediakan untuk membeli 4 mangkuk bakso adalah sebanyak 4 kali Rp10.000 sama dengan Rp Rp40.000.

Hubungan antara permintaan dan penawaran uang secara grafik adalah sebagai berikut: 


Pada saat terjadi kenaikan pendapatan, permintaan jumlah uang beredar akan meningkat, Jika jumlah uang yang beredar tidak berubah( karena otoritasnya ada pada BI), maka hal ini akan mengakibatkan suku bunga meningkat. Keseimbangan lama ada pada titik A dengan jumlah uang beredar M, dan suku bunga i. Sedangkan ekuilibrium yang baru ada pada kombinasi jumlah keseimbangan sebesar M, dengan suku bunga i. Suku bunga yang baru atau i lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang lama atau i. Jadi kejadian ini, kita dapat melihat hubungan yang lebih spesifik bahwa ketika jumlah uang beredar tetep, kenaikan pendapatan, maka akan mengakibatkan suku bunga meningkat. Dengan perkataan lain ada hubungan yang positif antara pendapatan dengan suku bunga.

Jika hubungan antara suku bunga dengan pendapatan ini digambarkan secara lebih khusus, maka akan kita temukan pada kurva LM. Adapun proses penurunan kurva LM dari keseimbangan pasar uang dapat dilihat pada gambar berikut :


Proses penurunan kurva LM

Gambar diatas menggambarkan bagaimana proses penurunan keseimbangan pada pasar uang (LM). Kondisi awal terdapat keseimbangan antara money demand dengan money supply pada titik A dengan suku bunga sebesar i dan pendapatan / output sebesar Y. Kemudian di misalkan pendapatan naik dari Y ke Y, maka akan menyebabkan money demand meningkat sehingga akan menggeser kurva Md menjadi Md' yang berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dari i menjadi i' sehingga terbentuk keseimbangan baru dari A menjadi A'. Selain itu dari gambar terlihat bahwa antara pendapatan dengan i memiliki slope positif. Artinya, semakin tinggi pendapatan, maka tingkat bunga akan semakin meningkat. Hal ini karena aktivitas ekonomi yang tinggi biasanya berkorelasi positif dengan banyaknya transaksi yang terjadi dan setiap transaksi membutuhkan uang, akibatnya kebutuhan uang akan semakin meningkat. Pada saat kebutuhan uang yang meningkat dihadapkan pada penawaran bunga yang tetap, akan mengakibatkan suku bunga meningkat.

Pergeseran kurva LM

kurva LM di atas, perubahan Y akan mengakibatkan perubahan i, dan ini hanya mengakibatkan terjadinya pergerakan di sepanjang kurva. Namun apa yang terjadi jika jumlah uang beredar berubah atau jika terjadi perubahan harga, maka akan mengakibatkan pergeseran kurva LM. Misalkan, jika jumlah uang beredar bertambah, maka M/P akan meningkat, dan mengakibatkan kurva LM bergeser tekanan bawah dan padanya akan menggeser tingkat bunga ke posisi yang lebih rendah.


Pergeseran kurva LM

Kebijakan moneter dengan menambah atau mengurangi jumlah uang beredar akan mengakibatkan pergeseran kurva LM. Jika bank sentral menambah jumlah uang beredar, maka kurva LM akan bergeser ke bawah, sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, maka kurva LM kan bergeser ke kiri atas.

Keseimbangan kurva IS-LM

Pada bagian sebelumnya, kita telah membahas kurva IS maupun kurva LM secara terpisah. Pada bagian selanjutnya akan dibahas bagaimana kedua kurva ini berada dalam suatu grafik. Keseimbangan yang terjadi merupakan keseimbangan antara pasar uang dan pasar barang.

IS : C(Y -T)+I(Y,i)+G

LM :M/P=YL(i)

Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa kurva IS, merupakan kurva yang menghubungkan antara i, dan Y pada saat pasar barang dalam kondisi ekuilibrium. Sedangkan kurva LM, merupakan ulfa yang menghubungkan antara Y dan i pada saat pasar uang dalam kondisi ekuilibrium. Jika kurva IS dan kurva LM bertemu pada satu titik. Maka titik (i, y), maka titik tersebut menggambarkan sekaligus keseimbangan yang terjadi di pasar barang maupun pasar uang.


Keseimbangan pasar barang dan pasar uang

Keseimbangan IS-LM, merupakan keseimbangan dalam perekonomian. Pada gambar di samping ini keseimbangan terjadi pada titik A, yaitu pada tingkat pendapatan sebesar Y, dan tingkat bunga sebesar io. Dalam keseimbangan ini diasumsikan pasar uang dan pasar barang dalam kondisi ekuilibrium.

Dampak kebijakan pada keseimbangan IS-LM

Jika pemerintah menerapkan kebijakan fiskal (T,G) maka perubahan ini hanya akan mengakibatkan perubahan di kurva IS, sedangkan kurva LM relatif tetap. Sedangkan jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter, maka hal ini hanya akan mempengaruhi kurva LM, sedangkan kurva IS tetap. Jika Pemerintah menerapkan kebijakan campuran, yaitu kebijakan fiskal dan moneter maka akan terjadi pergeseran kurva IS maupun kurva LM.


Kebijakan fiskal

Perubahan pengeluaran pemerintah dapat ditinjau dari 2 perspektif, yaitu peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan pengeluaran pemerintah, tetapi kedua-duanya berdampak pada pergeseran kurva keseimbangan pasar barang(IS), jika pengeluaran pemerintah mengalami kenaikan maka kurva US bergeser ke atas seperti terlihat pada gambar 7.9(1)

pada gambar 7.9 (1)akibat bergesernya kurva IS ke IS' berdampak pada ada kenaikan tingkat suku bunga dari i menjadi i' begitu juga income naik dari Y menjadi Y' dengan asummsi kurva LM tetap. Sebaliknya gambar 7.9(2) penurunan an pengeluaran pemerintah berdampak pada bergesernya kurva IS ke bawah dari IS ke IS' berdampak pada penurunan tingkat suku bunga dari i menjadi i' begitu juga income turun dari Y menjadi Y' dengan asummsi kurva LM tetap.


Gambar 7.9

Dampak perubahan pengeluaran pemerintah terhadap keseimbangan IS-LM

Selain pengeluaran pemerintah (G), kebijakan fiskal dapat pula berupa perubahan kebijakan perpajakan yang dapat juga ditinjau dalam dua perspektif yaitu kebijakan untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak(T) atau sebaliknya yaitu menurunkan penerimaan dari sektor pajak tetapi kedua-duanya berdampak pada pergeseran kurva keseimbangan pasar barang(IS), jika penerimaan dari sektor pajak menurun maka kurva IS bergeser ke atas seperti terlihat pada gambar 7. 10(1).

Pada gambar 7.10(1) akibat bergesernya kurva IS ke IS' berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dari i menjadi i' begitu juga income naik dari Y menjadi Y' dengan asummsi kurva LM tetap. Sebaliknya gambar 7.10(2) penerimaan dari sektor pajak naik berdampak pada bergesernya kurva IS ke bawah dari IS ke IS' berdampak pada penurunan tingkat suku bunga dari i menjadi i' begitu juga income turun dari Y menjadi Y' dengan asumsi kurva LM tetap.


Gambar 7.10

Dampak perubahan penerimaan pajak terhadap keseimbangan IS-LM

Kebijakan moneter

Kebijakan moneter biasanya terkait dengan kebijakan jumlah uang beredar atau money supply yang dilakukan oleh otoritas moneter yang dalam hal ini bank sentral. Adanya kebijakan dalam bidang moneter berdampak pada pergeseran kurva LM. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu (1)Jika jumlah uang beredar meningkat, maka dampak yang ditimbulkan dapat dilihat pada gambar 7.11

Pada gambar 7. 11 terlihat bahwa dengan meningkatnya jumlah uang beredar menyebabkan bergesernya kurva LM ke bawah Dari LM ke LM' bergesernya kurva LM ini berdampak pada penurunan tingkat suku bunga dari i ke i' dan meningkatnya output dari Y menjadi Y'.


Gambar 7.11

Dampak naiknya jumlah uang beredar terhadap keseimbangan IS-LM
Sebaliknya dapat terjadi Jika pemerintah mengurangi jumlah uang beredar, maka menyebabkan bergesernya kurva LM ke atas dari LM ke LM' bergesernya kurva LM ini berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dari i kei i' dan menurunkan output dari Y menjadi Y'.

Gambar 7.12 : Dampak turunnya jumlah uang beredar terhadap keseimbangan IS-LM


C.Keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam perspektif Islam
    1.pasar barang dalam perspektif Islam
         Kalau kita telaah pasar barang dalam pemikiran konvensional, komponen-komponen penyusunannya antara lain adalah konsumsi ( C ), investasi ( I ),dan pengeluaran pemerintah ( G )jika hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Kurva IS : Y =C(Y-T),I (Y,i) dan G
Ada satu hal yang menjadi ciri pasar barang dalam dalam sistem ekonomi konvensional adalah kehadiran instrumen suku bunga yang menjadi faktor penentu besaran Investasi si masyarakat.Hal ini tentunya akan bertentangan dengan konsep perekonomian dalam Islam yang jelas-jelas mengharamkan suku bunga karna suku bunga sama dengan riba.pernyataan ini mengacu pada definisi riba,yaitu tambahan yang terjadi tanpa adanya aktivitas disektor riil,Dengan mengacu pada definisi ini, sangat jelas bahwa suku bunga termasuk bagian dari riba 
Dalam Islam suku bunga di ganti dengan ekonomi bagi hasil sehingga insentif dalam melakukan investasi adalah besaran bagi hasil.besaran bagi hasil yang menjadi daya tarik investor untuk melakukan investasi adalah share dari keuntungan yang dibagi kepada investor dan kepada pengelola.
Dalam menjelaskan model IS ( kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang ),Khan menjelaskan terlebih dahulu dari fenomena permintaan investasi di pasar barang.Permintaan investasi di pasar barang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya yang dapat mendukung kegiatan investasi,besaran keuntungan yang akan di dapatkan dari usaha, ketersediaan modal dan juga adanya bagian dari sumber daya manusia yang memiliki kemauan dan kemampuan kewirausahaan,dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan dan besaran risiko tertentu.
Terkait dengan keuntungan, besarnya keuntungan ini akan di ukur dengan menggunakan bbesaran standar upah minimum.singkatnya kesediaan seorang entrepreneur untuk menggeluti suatu bisnis akan tergantung pada besaran risiko dan keuntungan,dimana penjumlahan secara simultan antara besaran keuntungan dengan risiko kerugian minimal sama dengan besaran upah minimum.kegiatan investasi akan menghasilkan keuntungan maksimum jika modal investasi terus si tambah.namun setelah investasi menghasilkan keuntungan maksimum, penambahan modal investasi yang selanjutnya menghasilkan tingkat keuntungan yang tidak lebih tinggi.

Rm : tingkat output harapan yang menjadi motivasi SDM untuk melakukan kegiatan entrepreneur.
Im : tingkat investasi minimum yang di butuhkan untuk menghasilkan keuntungan sebesar R dalam keuntungan entrepreneur.
Permintaan investasi secara agregat akan sangat di pengaruhi oleh permintaan investasi di tingkat mikro,dimana besaran investasi di tingkat mikro ini akan sangat di pengaruhi oleh ekspetasi keuntungan dan bagi hasil yang diklaim oleh pemilik data.
 

Kurva A menunjukkan tingkat ekspetasi keuntungan yang di harapkan dari kegiatan entrepreneurship,nilai ini meningkat sejalan dengan peningkatan investasi dan peningkatan ini terjadi sampai pada satu titik dimana Investasi menghasilkan keuntungan yang semakin menurun,Sedangkan kurva B dilihat dari perspektif,pemilik dana dimana jika semakin besar tingkat investasi maka akan semakin besar tingkat profit yang di harapkan.
Berdasarkan gambar 7.14 jika semakin besar investasi maka secara umum semakin besar juga tingkat keuntungan yang diharapkan,demikian seterusnya sampai pada satu titik dimana pada tingkat tertentu.
Dari gambar 7.14 selanjutnya dapat di turunkan suatu nilai bagi hasil yang di lambangkan nilai "a" nilai "a" ini merupakan rasio dari bagian keuntungan bagi pemilik dana dengan total keuangan investasi.
Komponen (a) dalam persamaan keseimbangan di pasar barang dan perubahannya.
IS sebagian telah di jelaskan pada bagian awal bahwa keseimbangan pasar barang dalam Islam di bangun dengan komponen konsumsi agregat (C), investasi agregat (I),dan belanja pemerintah (G) secara matematis hubungan ini di rumuskan sebagai berikut : 
Y = C+I+G
Dimana : C = private consumption
                  I = Investment demand
                 G = government expenditure
                 Y = output ( agregat demend = agregat suply )
Mengapa pada konsep Keynes, persamaan konsumsi terdiri atas konsumsi autonomous dan konsumsi yang tergabung pada besaran pendapatan.dab rumusan konsumsi di rumuskan sebagai berikut : 
C = bo + b ( 1 - t ) Y 
Investasi selain di pengaruhi oleh pendapatan masyarakat juga di pengaruhi oleh besarnya ratio profit sharing.logikanya, semakin besar rasio profit sharing akan mencerminkan semakin besar bagian yang diklaim oleh pemilik modal.semakin besar nilai "a" maka permintaan investasi akan semakin menurun.

Singkatnya hubungan yang terjadi antara rasio profit sharing dengan Y menggambarkan keseimbangan di pasar barang dalam ekonomi Islam,di sebut juga IS.Hubungan ini bersifat negatif katba nsiknya nilai a berarti meningkatkannya share atau bagian keuntungan bagi pemilik dana jika a meningkat,maka investasi akan turun dan turunnya investasi secara agregat ini akan berdampak kepada turunnya output nasional.Peran a tidak hanya memegang peranan dalam pasar barang namun juga di pasar uang.
Kurva IS dan kemiringannya 
Kurva IS yang menggambarkan keseimbangan dalam pasar barang dipresentasikan dalam persamaan berikut : 
Y : Ayo - A¹a,
a : A - A¹Y
Dimana : 
A¹ = 1 - b ( 1- t ) /i
B = marginal propensity to consume 
t = besaran pajak 
i = sensitivitas dari permintaan akan dana investasi terhadap rasio keuntungan
Kurva IS akan berhorizontal pada saat A¹ = 0. Kondisi di mungkinkan terjadi pada saat b ( 1- t ) sama dengan 1 atau i infiniti.secara riil, dalam kondisi ini,banyak dana investasi yang di tawarkan oleh pemilik dana,dan pada saat yang bersamaan sumber daya manusia ( SDM ) juga tersedia.Dalam kondisi ini,tingkat keuntungan atau R rendah,Q rendah,P dan W rendah.kondisi kurva IS yang horizontal ini menggambarkan fase awal dari suatu perekonomian.

Kurva IS akan berslope negatif pada saat Pembangunan ekonomi mulai berjalan tenaga kerja sudah teresap,dan Rbatau profit dari investasi mulai meningkat dari kondisi awalnya.

Kurva IS yang ber - slope negatif (a) menggambarkan kondisi dimana perekonomian sudah mulai berjalan,pada saat ini sebagian dana dan SDM sudah berserap dalam proses pembangunan dan keinginan masyarakat berinvestasi di pengaruhi nilai a.
Sementara itu kurva IS yang mendekati vertikal (b) menunjukkan perekonomian sudah pada tahap advance kegiatan investasi tidak sensitif terhadap nilai a.Dan hal ini terjadi saat permintaan akan uang horizontal pada nilai a,pada saat ini R sangat tinggi.
2.permintaan uang dalam perspektif islam
Permintaan akan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan di pengaruhi oleh motif seorang muslim dalam memegang uang.menurut Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam memegang uang,yaitu: 
Motivasi transaksi
Motivasi berjaga-jaga 
Dengan 2 motif ini jelas,bahwa permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang di kemukakan Keynes,tidk akan ada dalam suatu sistem perekonomian yang islami.permintaan uang dalam ekonomi Islam menurut Metwally juga di pengaruhi oleh tingkat pendapatan.Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan,dan frekuensi pengeluaran.
Motivasi berjaga-jaga,meskipun di benarkan namun tidak berlebihan dari perkiraan biaya transaksi yang mungkin akan muncul.atau dengan kata lain untuk berjaga-jaga hanya di benarkan dengan jumlah yang terbatas.terbatasnya jumlah uang untuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari kepercayaan seorang muslim akan janji Allah di Al - Qur'an bahwa Allah akan menjamin rezeki mereka,bahkan Rosulullah mencontohkan lewat sikapnya yang tidak pernah menyimpan sesuatu apapun.Bahkan dalam suatu hadits di katakan bahwa Rasulullah tidak bisa tidur jika terdapat uang Dinar di kantongnya.
Selain di pengaruhi oleh tingkat pendapatannya, permintaan uang dalam sistem ekonomi Islam juga tergantung kepada ekspetasi return dari financial aset.Ekspetasi return yang tinggi dri financial aset menyebabkan uang menjadi kurang bermanfaat jika uang hanya di pegang dan tidk di investasikan.
Meski demikian,adanya rasa tanggung jawab seorang muslim dalam membantu sesama muslim lainnya,maka motif memegang uang seribg kali di landasi sikap untuk dapat memberikan pinjaman qardhuk Hasan kepada orang lain sebagai upaya untuk membantu mereka yang membutuhkan dana pinjaman jangka pendek.Rebdahnya biaya dalam memegang uang tunai dan juga rendahnya return dari aset - aset jumlah tunai menjadi lebih besar.dengan jumlah uang tunai lebih besar maka seorang muslim idealnya akan dapat memberikan lebih banyak pinjaman kebaikan kepada sesamanya.inilah yang di sebut Oleh fahim kan,sebagai motif spekulatif terselubung permintaan akan uang dalam sistem ekonomi Islam.permintaan uang yang didedikasikan untuk pinjaman kebaikan ini selanjutnya di sebut dengan motif altruistic.
Keinginan dasar untuk memegang uang pada saat return rendah dan dorongan untuk melakukan investasi pada saat return yang tinngi,dengan kondisi ini,maka motif memegang uang untuk tujuan altruistic aksn lebih besar pada saat return investasi aset finansial rendah dari pada saat return investasi tinggi.fahim kan manambahkan bahwa dalam Islam terdapat suatu institusi pengendali dari permintaan uang yang speculative yaitu zakat,Dengan adanya zakat,maka akan memperkuat motif memegang uang untuk motif altruistic.


DAFTAR PUSTAKA

Ghazali, Imam. Ihya Ulumiddin, Vol 4, hlm. 88-90
Iqba, Zafarl. Economic Rationale for thr state collection of zakah, international journal of Islamic financial services, Vol. 2. No. 1
Huda Nurul, Idris riza handi, nasution Edwin Mustafa, wiliasih ranti. Eknomi makro islam, hlm. 122-147
https://ekonomi.bunghatta.ac.id 

Komentar